SISTEM INFORMASI KESEHATAN UNTUK IDU’S
DI
KABUPATEN MADIUN
Disusun oleh:
Dalang Wanataka
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES HAKLI SEMARANG
2011
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
I. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan
Analogi Sistem Informasi Kesehatan adalah ‘integrated effort to collect’, process report and use health information, knowledge to influence policy-making, program action and research’. Pengertian ini mengandung arti bahwa kita harus melakukan proses data menjadi informasi yang nantinya dIgunakan untuk penyusunan kegiatan atau program penelitian. Informasi kesehatan adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan dibidang kesehatan.
Sistem dalam informasi merupakan alat bantu dalam menampilkan, melaporkan dan memberi informasi kepada semua orang berdasarkan kebutuhan. Sistem ini dibuat agar mempermudah dalam pengolahan data maupun informasi serta memudahkan dalam mencari dan informasi tersebut. Sistem informasi kesehatan adalah upaya untuk mengumpulkan, mengolah dan mengubahnya menjadi informasi yang digunakan untuk menyusun kebijakan, menyusun program dan penelitian.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan tatanan berbagai komponen data dan informasi yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk mmenghasilkan data dan informasi tentang kondisi kesehatan dan kinerja kesehatan disuatu wilayah.
II. Pengertian Data
A. Data adalah himpunan angka yang berasal dari pengukuran individu-individu. Data dikelompokkan menjadi dua:
1. Data Primer, adalah data yang langsung diperoleh dari hasil
2. Data Sekunder, adalah data yang didapat dari hasil penelitian orang lain
B. Indikator adalah variable yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap suatu perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Indikator adalah pengukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri atas pembilang dan penyebut. Kriteria indikator:
- Valid : mengukur yang seharusnya diukur
- Obyektif : hasilnya sama bila diukur oleh orang yang berbeda
- Sensitive : peka terhadap perubahan yang terjadi
- Specific : harus mencerminkan perubahan dalam situasi yang bersangkutan
Perhitungan indikator terdapat dalam beberapa bentuk lain:
- Rate, adalah ukuran frekuensi tertentu yang terjadi pada suatu populasi tertentu dalam suatu periode tertentu. Contoh: akses LJSS, Methadone, ARV dan CD4
- Rasio, adalah ukuran yang merupakan perbandingan antara pembilang dan penyebut yang keduanya tidak harus mempunyai sifat yang sama. Contoh: rasio methadone / IDU’s yang mengakses
- Proporsi, adalah frekuensi yang merupakan perbandingan antara pembilang dan penyebut dimana pembilang merupakan bagian dari penyebut. Contoh: proporsi pemakai narkoba suntik / populasi penduduk
- Rata-rata, adalah nilai tengah yang diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai pengamatan dibagi dengan banyaknya pengamatan
- Frekuensi, adalah satu ukuran yang menyatakan berapa kali aktifitas dilakukan pada periode tertentu
- Cakupan, adalah ukuran untuk menilai hasil kegiatan dari suatu target yang ditentukan pada waktu dan tempat tertentu.
BAB II
LOKASI
I. Lokasi Intervensi
Kabupaten Madiun
II. Kegiatan dan Program Kerja
Kabupaten Madiun sebagai tempat strategis atau transit antara Kota Surabaya dan Kota Solo dimana kedua kota ini merupakan tempat dengan populasi Pejasun (pengguna jarum suntik) atau lebih dikenal dengan IDU’s (Intravena Drug User) yang tinggi di Jawa Tengah merupakan tempat yang menjadi tujuan dan berdomisili pejasun (pengguna jarum suntik). Dalam melakukan pendampingan pejasun atau IDU’s (Intravena Drug User) mengenal 3 tahap kegiatan:
1. Harm Reduction, yaitu mengurangi resiko penularan HIV dan AIDS dengan mendorong pejasun untuk mengakses jarum suntik steril
2. Peruwatan Methadone atau Subutex
Sebagai upaya mengurangi resiko dengan mengganti pemakaian jarum suntik dengan mengganti akses methadone atau subutex
3. Pendidikan Kritis
adalah melakukan peningkatan kapasitas baik pengetahuan dan kesadaran pejasun dalam informasi HIV dan AIDS terkait perubahan perilaku dan mendorong tes HIV / VCT untuk mengetahui status lebih awal sehingga bisa dilakukan antisipasi penularan ke orang lain.
III. Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam mendampingi dan perubahan perilaku pejasun:
1. Membuka jaringan IDU’s / pejasun baru
2. Pemberian informasi melalui KIE (LJSS, HIV, drugs, IMS, VCT, Methadone dan Rehabilitasi)
3. Mengajak IDU’s / pejasun untuk mau mengakses LJSS dan berubah perilaku dengan ruwatan Methadone dan mengakses layan VCT
Bagan Pendampingan Pejasun Kabupaten Madiun
IV. Indikator yang dikumpulkan
1. Membuka jaringan IDU’s baru
- Populasi IDU’s
- Titik Hotspot IDU’s
- Jumlah IDU’s yang tercakup
2. Layanan Informasi dan Intervensi
- IDU’s yang terpapar informasi
- IDU’s yang mengakses layanan IMS, VCT
- IDU’s yang mengakses LJSS dan Methadone
- IDU’s yang mengakses ARV
3. Perubahan Perilaku
- Jumlah IDU’s yang tidak sharing jarum suntik
- Jumlah IDU’s yang clean
- Jumlah IDU’s yang mampu menjadi Peer Educator